RI-64
Custom Search

Cerita seorang teman

Saturday, January 31, 2009

Ada seorang teman nongkrong.. kita sebut aja dengan si A.
Dia laki – laki umur sekitar 50 tahunan dan punya 3 orang anak cowok yang sudah besar – besar.
Bapak A ini orangnya keras, dalam artian dia punya disiplin yang tinggi, tidak kompromi dan saklek. Beliau hanya lulusan setingkat SMP dan beliau sudah sekitar 20 tahunan malang melintang bekerja di lautan lepas sebagai seorang masinis (engineering) di sebuah kapal, salah satu perusahaan.
Sebagai seorang pelaut, tentunya punya kehidupan yang sangat keras. Apalagi beliau harus selalu jauh dari keluarga yang dicintainya sampai berbulan- bulan. Dan beliau sudah sering mengalami dan menghadapi segala tantangan di lautan lepas, baik hadangan alam yang ganas maupun konflik dengan teman sekapal.
Itulah mungkin yang menempa bapak A ini menjadi orang yang punya disiplin tinggi dan tidak kenal kompromi.

Singkat cerita, sekarang bapak A ini tidak bekerja lagi di kapal.
Sekarang beliau bekerja sebagai seorang mechanic mesin disebuah perusahaan air mineral di kota Bogor.
Beliau sering cerita dan mengeluh, karena dia merasa banyak sekali rekan – rekan kerjanya yang sangat tidak disiplin dan bekerja dengan seenaknya.
Baik dari level yang paling bawah (buruh) sampai di level manager. Apa yang dia lihat sama sekali berbeda dengan apa yang dia rasakan dan dia kerjakan pada saat bekerja dilautan.
Kebetulan sekali, bapak A ini dipercaya penuh oleh direksi perusahaannya untuk bertanggung jawab penuh pada mesin produksi dan juga untuk penjualan limbah perusahaan.
Dengan kejujuran dan kedisiplinannya, dia melakukan seluruh perintah sang boss. Dan dia merawat mesinnya seperti barang miliknya sendiri yang sangat berharga.
Dia sadar, bahwa mesin itulah yang menghidupinya dan keluarga dan juga rekan – rekan kerja yang lain.

Pun juga saat dia menjual limbah plastik bekas kemasan dari produksi, dia benar – benar memisahkan satu persatu mana barang – barang yang bisa disebut sampah dan mana yang masih bisa dipakai lagi. Meskipun dia diiming - imingi oleh pembeli akan diberi sepersekian persen dari barang yang masih bagus yang bisa dia jual kepadanya.
Dan dia juga akan menjual barang – barang tersebut sesuai dengan target harga yang telah ditentukan oleh management perusahaannya tanpa ada mark up.
Salut… dia jual pada pembeli dengan harga Rp. Sekian..dan akan dia setorkan ke perusahaan juga Rp. Sekian. Dia juga menolak untuk menerima pemberian / tips dari pembeli, dan dia lebih suka jika pihak pembeli memberikan saja tips kepada rekan – rekannya yang telah membantunya mengangkut limbah tersebut.
Imbasnya, karena terlalu jujur dan juga disiplin, dia banyak dikucilkan oleh teman – temannya.

Teman, dari cerita tersebut diatas, saya jadi bingung.. Kenapa orang baik dan jujur seperti dia kok malah dikucilkan..
Saya hanya bisa berandai – andai… apakah negara kita akan seperti ini kalau dipimpin oleh pemimpin yang jujur, disiplin seperti bapak A? Yang selalu mementingkan kepentingan orang banyak dibanding dengan kepentingan pribadi…?

ya..seandainya………..!!

Posted by Yudie at 9:36 AM  

0 comments:

Post a Comment