CINTA PRODUK DALAM NEGERI
Tuesday, March 10, 2009
Sudah jadi rahasia umum kalau masyarakat kita mempunyai pola pikir IMPORT MINDED. Segala sesuatu yang berasal dari luar negeri dinilai mempunyai kualitas diatas produk dalam negeri. Mungkin benar ada beberapa jenis produk yang memang kualitasnya ada diatas produk dalam negeri kita, tapi pandangan ini tidak seutuhnya benar.
Kita ambil contoh produk pakaian jadi (Garment) dan Sepatu. Seperti yang kita tahu bahwa sebagian besar buruh di Indonesia bekerja di sektor ini. Dan kebanyakan juga industri garment di Indonesia adalah untuk pasar export, terutama untuk pasar Eropa dan USA.
Dan sudah pasti seluruh proses produksi dari penerimaan bahan baku sampai finishing dan paking sudah melalui proses pengecekan dari QC (Quality Controler) sesuai dengan standart yang ditetapkan oleh Negara – Negara Uni Eropa dan Amerika. Dan bahkan ada beberapa Negara Eropa dan Amerika yang baru akan melakukan pembayaran ataupun mengijinkan barang pesanan untuk di ekspor setelah melalui pemeriksaan di laboraturium.
Hal ini dilakukan untuk menguji, apakah bahan (kain dan aksesoris) yang dipakai untuk membuat pakaian ini benar – benar bebas dari bahan – bahan yang membahayakan untuk kesehatan.
Ini menjadi bukti, bahwa proses produksi kita bukan sembarangan, kita sudah melalui proses yang demikian rumit dan teliti sebelum barang dikirim ke customer.
Contoh lain semisal produk furniture, aksesories, perhiasan dan lain – lain, saya yakin pasti juga melalui proses yang sangat panjang dan teliti sebelum barang dikirim ke customer. Karena brand image kita juga dipertaruhkan atas kualitas produk kita.
Itu sedikit gambaran tentang bagaimana pihak manufaktur memproses produknya sebelum dipasarkan dan dikirim kepada konsumen.
Permasalahannya, masih banyak pihak baik pengusaha maupun konsumen pada umumnya lebih mempercayai produk – produk luar negeri yang mereka anggap punya kelas diatas produk dalam negeri. Semisal mereka akan melengkapi kantornya dengan furniture produk luar negeri, yang padahal saya yakin produk – produk furniture asal Jepara dan Pasuruan tidak kalah bagus kualitasnya dan mungkin harganya juga akan jauh lebih murah daripada produk import.
Menteri Perdagangan Ibu Mari Elka Pangestu juga mengatakan dalam sambutannya hari ini dalam Sidang Pleno I HIPMI di Hotel Shangri La Jakarta seperti dikutip dari kompas.com : Harus dilakukan cuci otak untuk mengubah pola pikir IMPORT MINDED menjadi DOMESTIC MINDED. Pun juga harus lebih gencar lagi mengkampanyekan Untuk MENCINTAI PRODUK - PRODUK DALAM NEGERI..
Bagaimana kita bisa memajukan bangsa kita kalau bukan dari kita dahulu yang mencintai negeri kita ini. Mari, kita cintai produksi dalam negeri. Mari kita cintai bangsa kita.
I LOVE INDONESIA…
5 comments:
Setuju banget Mbak Fanda... memang bangsa kita masih gak punya kemampuan mengolah hasil alam. Salah satu contoh, masih banyaknya pembalakan liar dan penyelundupan kayu keluar negeri, yang ujung2nya hasil pengolahannya masuk lagi ke negeri kita sebagai barang jadi.. anyway..thanks for your comments..and nice to know you..cheers..
cinta produk dalam negeri adalah kunci agar kita bisa bangkit dan berkembang. Lihatlah negara2 maju seperti Jepang, Cina, dan Korea mereka selalu menomorsatukan produk dalam negerinya terlebih dulu ketimbang produk luar. betul tidak?
BLOG MOTIVASI SUKSES
http://motivasi-arif.blogspot.com
yup... dengan cinta produk Indonesia secara tidak langsung kita ikut mendukung perkembangan industri kita, terutama industri kecil..
Sukses selalu..
Cinta Produk dalam negeri adalah memakai atau mengkonsumsi produk hasil anak bangsa... seperti di bawah ini :
LIHAT, GABUNG dan SUKSES di :
KLIK Di SINI
Gratis Pulsa Rp. 90.000,00/hari langsung ke HP anda dan cash Rp. 270.000,00
hingga Rp.5juta/hari Setiap hari!!!
Transfer langsung Ke Rekening Anda
MAU TAU CARANYA ? Gabung di : KLIK Di SINI
===========================LIHAT BUKTI KESUKSESAN :
LIHAT BUKTI KLIK Di SINI!!! (Liputan TVRI)
UNTUK MENYAKSIKAN LIPUTAN TVRI MENGENAI RAHASIA SUKSES SEORANG SARJANA ITB BERUSIA 24 TAHUN
MENEMUKAN CARA MENDAPATKAN UANG MELIMPAH SECARA HALAL DAN MUDAH !!!
HANYA DENGAN MODAL HANDPHONE DAN INTERNET (Liputan TVRI tanggal 28 Agustus 2008)
Aku yakin masih banyak org yg ga keberatan pake produk lokal (kayak aku), tp sebetulnya buat aku yg penting brg itu cocok dgn kebutuhan (dr segi fungsi, selera, kualitas), dan harga lebih murah. Nah, celakanya banyak produk impor saat ini bisa lebih 'bersaing' dengan produk lokal. Problemnya aku kira krn bangsa kita blm pny kompetensi cukup utk mengelola hasil alam utk dijadikan bahan baku. Bnyk pabrik hrs impor bhn baku dgn bea masuk lbh tinggi drpd impor brg jadi dr luar. Jd...akhirnya ya milih impor brg jadi aja. (ini dr tulisan Dahlan Iskan di Jawa Pos hari ini)