TRAFFIC LIGHT
Monday, April 13, 2009
Traffic Light atau lampu lalu lintas, 3 buah lampu berwarna Merah, Kuning dan Hijau yang harus kita taati saat berkendara di jalan raya. Lampu tersebut biasanya berada di persimpangan jalan yang fungsinya mengatur kendaraan yang akan melintas agar tidak terjadi kekacauan, agar tertib dan lancar.
Seiring perkembangannya lampu lalu lintas sekarang sudah banyak dilengkapi dengan timer, yang menunjukkan waktu berapa lama kita berhenti saat lampu berwarna merah, atau berapa lama lagi lampu hijau akan berubah menjadi merah. Ini sangat membantu pengendara kala berhenti saat mendapat jatah lampu merah, mereka bisa sejenak melepas pedal kopling agar kaki tidak pegal dan capek. Dan bisa bersiap-siap masuk gigi 1 saat timer menunjukkan beberapa saat lagi lampu akan berubah menjadi hijau.
Namun sayang, ketidak dewasaan para pengendara dijalan raya menyebabkan timer tersebut disalah artikan. Banyak pengendara yang sudah menjalankan kendaraannya ketika timer menunjukkan angka 3 atau 2, yang artinya 3 atau 2 detik lagi lampu akan berubah menjadi hijau. Perhitungan mereka, ketika mereka sampai di titik persimpangan lampu sudah berubah menjadi hijau dan kendaraan dari arah lain sudah berhenti 2 atau 3 detik sebelumnya karena mendapat jatah lampu merah.
Sangat disayangkan karena sebenarnya hal tersebut berbahaya, karena kita tahu masyarakat pengguna jalan raya kita masih belum sepenuhnya sadar. Bisa saja pengendara dari arah lain masih ngebut karena sebelumnya mengejar lampu hijau tersisa agar tidak terjebak lampu merah yang sedikit lebih lama. Sering aku temui hampir terjadi tabrakan diantara mereka akibat kurang mematuhi lampu lalu lintas ini. Dan tidak kurang terjadi selisih paham diantara mereka.
Timer atau penunjuk waktu yang ide awalnya sangat bagus itu akhirnya berubah fungsi, oleh sebagian pengendara dijadikan sebagai alat curi start (jump start) yang tentu saja sangat berbahaya. Aku jadi berpikir, perlukah timer tersebut dengan kondisi masyarakat pengguna jalan raya yang belum sepenuhnya dewasa atau hanya cukup traffic light aja tanpa timer ?
Kenapa tidak sedikit lebih sabar sih? Menunggu 2 - 3 detik apa artinya buat keselamatan bersama ?
6 comments:
wah..wah...dimana-mana sama aja kayanya Pak... keki juga ngeliatnya..
kesadaran pengguna untuk berkendara dan mengutamakan keselamatan pejalan kaki memang masih kurang. Makanya semua itu perlu dimulai dari diri sendiri dulu yg memberi contoh. btw, good post mas yudie :)
BLOG MOTIVASI SUKSEShttp://motivasi-arif.blogspot.com
masalah ketidakdisiplinan berlalu lintas tergantung pada manusia-nya. Dimanapun ada orang-orang yg seperti itu. Di Madiun yang termasuk kota sedang aja, lalu lintas seringkali semrawut gara-2 banyak yang melanggar traffic light dan berkendara sekehendak hatinya.
Memang banyak org sdh terjangkit virus egoisme, krg perhatian pada dunia sekitarnya, yg paling penting hanya dirinya sendiri.
detik2 itu menimbulkan sensasi tersendiri : banyak orang yang bangga melakukan pelanggaran
di medan juga sama mas..malah lebih parah..
saya suka stress liat kelakuan para pengendara baik motor maupun mobil di medan ini..
di jkt banyak yg ga disiplin..tapi di medan lebih parah lagi..
traffic light di medan ini lebih sering menjadi pajangan..